Ada satu nama yang sudah akrab,
sejak buku-buku masih penuh coretan, tak banyak yang tahu,
Bahwa ternyata, waktu sedang menanam diam-diam
Hari berganti musim, bangku berganti tempat duduk.
Ia biarkan saling singgah, tanpa sadar,
sedang membangun jalan pulang yang sama
Kita tumbuh, berpindah ruang dan kota.
Waktu membawa kita menjauh, bukan untuk mengakhiri,
Hingga tiba saatnya pulang di rumah yang satu.
Tiba saatnya,
Kita tidak datang sebagai dua insan yang baru bertemu,
Tetapi dua jiwa yang sudah saling tunggu